Sabtu, 29 Januari 2011

Duri Yang Tajam

Pagi yang indah, pagi yang ceria
Siapa sangka kan jadi petaka

Di atas laju roda dua
Dan tiga orang teman sebaya
Senyum mengembang penuh suka
Tak terbayang kan jadi luka

Tak ada hujan tak ada petir
Namun seluruh nadi menjadi getir
Dalam dan terus mengalir

Perih tak terasa, mungkin mati rasa
Seuntai senyum cairkan suasana
Meskipun isak tangis masih terbaca

Diam, tak bisa bergerak
Mati, tak bisa meraba
Itulah kiranya yang kurasa

Kepada tulang – tulang penopang raga
Dan darah – darah penggerak sukma
Biarlah tinggal menjadi cerita
Bahwa tak selamanya dunia itu surga
Agar kau tetap ingat akan Sang Pencipta


(based on true story, my unforgottable sad memory)


Yogyakarta, 29 Januari (2006 – 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar